aku adalah aku.....


Peri Kecil


Dengarkanlah sejenak wahai peri kecilku
Biar rasa ini selalu untukmu
Genggam erat tanganku hingga kau merasa jemu
Tapi jangan kau lepas rasa di hatiku

Reff:
Dan bila memang kita 'kan jalani, jangan pernah kau padamkan hati ini
Dan nanti bila kau merasa sedih, untukmu peri kecil ku bernyanyi

Percayalah padaku, ku 'kan selalu menunggumu
Hingga bulan dan bintang tak saling bertemu

Genggam erat tanganku hingga kau merasa jemu
Tapi jangan kau lepas rasa di hatiku

Kembali ke: Reff

Untukmu peri kecil ku bernyanyi (3X)
Superglad

kisah peri kecilku,,,


Dalam temaram malam, ranting itu bergoyang . krak . perlahan , namun terus bergerak lemah .
Cahaya menerpanya tak cukup terang, hingga hanyya terlihat seperti bayangan bergerak – gerak .
Mereka yang kecil nyalinya meski mengira, itu adalah sesosok hantu yang berkelana di malam hari . Mereka, yang tidak bijaksana , yang hanya menduga atas persepsi yang salah .
Sesosok peri kecil disana .
Ia cantik, hingga aku pun demikian memujinya .
Tapi kebahagiaan tak tampak sedang bersemayam pada dirinya . Wajahnya putih bersih, namun kantung berwarna kelabu terpoles di bawah mata indahnya .

Tertawalah . Ia menangis . Tidak . Ia tak layak ditertawakan . Kasihanilah peri kecil itu dia yang terkolek lemah dengan air mata membasahi wajahnya. Hingga rasanya kupikir, ia pun lelah menangis .
Semakin pilu . Hingga perempuan tua di ujung jalan pun enggan memainkan melodi sembilu yang menyayat dari gesekan biolanya . Karena ini, tampak begitu menyedihkan . Burung kecil di atas dahan itu pun hanya mampu mengangguk anggukan kepalanya meski ia lapar dan meski sejumlah bij – bijian sangat mudah ia raih, kalau ia mau . Tapi ia tidak . Karena ia tau, laparnya tak sebanding dengan penderitaan sang peri .

Sayap peri itu kian pucat .
Kesempurnaan warna gradasi pelangi lah yang dahulu bertahta atasnya . Sekarang tidak . Ia begitu pudar dan pucat .
Tak ada satu warna pun yang begitu terasa pantas dilihat sebagai sebuah warna .

Oh tidak . Apakah belum cukup penderitaan sang peri dengan warna sayapnya yang telah lenyap ? Ternyata ia juga koyak . Bahkan tersangkut pada ranting tajam buatnya tetap terpaku disana . Dan ia tampak tetap berusaha keras melepaskan sayapnya .
Kurasa, ia punya semangat yang besar . Ia punya cahaya kehidupan, dan aku yakin, dia mampu menjaga cahaya itu tetap bersinar dalam sanubarinya .
Kukira itu cukup menderita . Tapi tidak .

Rintihan kecil, nyaris tak mampu terdengar dari sang peri terdengar begitu miris . Wajahnya lembut, Kulitnya tetap halus, tapi suaranya seperti penyihir wanita tua . Serak . Cukup aku tak kuat lagi .
Aku begitu kasihan . Teramat kasihan . Apa gerangan yang telah membuatnya begitu terpuruk ?? Aku tak mengerti . Kubantu lepaskan sayap pucat yang koyak itu dari pegangan tajam yang kian menahannya kuat .
Tapi aku tak tau . Aku tidak bisa membantu banyak . Karena aku tak mengerti .
Tapi peri kecil yang manis, terbanglah dengan sayapmu . kuyakin ia akan segera kuat dan warnanya pun akan segera kembali . Jaga cahaya hidupmu, dan tetaplah hidup dengan hidup yang sempurna ..

Peri itu terbang rendah, perlahan .. lalu jatuh . dan terbang lagi … meski masih rendah . kemudian meninggi … aura biru perak mengelilingi tubuhnya dan melesat tinggi . (so close)

Jailnya hati ku,,,


Ketika masa lalu sering menghantui
semua yang kulihat, kurasa, kudengar
apa yang harus kulakukan untuk hapuskan semua itu
aku sudah terlalu lelah
tapi aku seperti menikmati
menyayat hatiku sendiri
aku ingin lupakan
tapi pikiranku terlalu jahil untuk selalu membuka luka lama
air mata tak ada lagi
hanya kesuraman yang menguasai
mungkinkah kita sepenuhnya lupa akan sesuatu di masa lalu?