aku adalah aku.....


Setetes Madu Menutupi Racun,,,



Dalam romantika kehidupan, tak satupun bisa menerka apa yang akan terjadi. Keagungan menjadi petaka, Keihlasan menjadi air mata, penderitaan menjadi cinta, kesengsaraan menjadi indah. Menajalani kehidupan yang penuh dengan teka teki. Mewarnai setiap langkah yang ditapaki. Cinta tak serta merta berjalan mulus bagaikan padang pasir tanpa penghalang. Jatuh dan bangkit lagi dengan menggenggam sebuh cinta,berharap terlepaskan dahaga di sumur impian. Berharap dan terus berharap agar siksa berahir. Hidup tak akan berubah dengan sendirinya jika duduk berdiam. Lakukanlah sesuatu dan bawalah kedamaian didalam jiwa. Akankah cinta menjadi dosa karna meninggikan nya lebih dari yang kuasa ?
Merampas kewarasan, mempertaruhkan semua yang dimiliki serta membakar diri. Memohon iba dan belas kasihan, merendahkan diri serendah"nya tetapi tak mendapat simpati. Apakah yang diketahui cinta oleh kesengsaraan ?
Bagaikan mawar berduri yang tumbuh didalam hati,semakin besar maka semakin tajam durinya menusuk hati. Disaat kobaran api amarah tak lagi terbendung, cucilah dengan air mata, sejukan dengan keikhlasan maka damailah jiwa yang terpedaya kebencian. Rebahkan ego diatas pemaidani kasih sayang, taburkan bunga" cinta dan harumkan dengan kesetiaan serta diiringi lantunan merdu kerinduan. Bermimpi si sekarat menyembuhkan si sakit, ajaibnya ketidakberdayaan menjadi kekuatan. Tapi disaat terbangun yang ada hanya kemustahilan. Berharap dan terus berharap apapun yang terjadi taka kan dapat menghapus cinta yang dirasakan. Ini adalah sebuah misteri tak terpecahkan, cinta tumbuh dalam jiwa,mengalir di urat nadi, dihembus oleh nafas dan akan lenyap bila jiwa meninggalkan raga.Mungkin disana sedang tertawa oleh budak cinta yang tersiksa.

"Duka di hatiku tak kau hiraukan
Tangis di mataku tak kau pedulikan
Dari banyak janji yang kau ucapkan
Tak satupun yang kau tunaikan
Kau bersumpah membuat dahagaku terpuaskan
Semua sumpahmu kini kau campakkan
Mengapa sumurmu dulu kau tampakkan
Jika isinya hanya kutukan"

Terperangkap, tersandung oleh akar" kepalsuan yang dipersembahkan sebagai balasan atas kesetiaan dan pengabdian namun bayangnya tetap sama, tak akan pernah tergantikan dan menyusup dimanapun ia terhambat. Walaupun yang tersisa hanya harapan tanpa kepastian tapi ketulusan tetap ditinggikan.

"Walau tersiksa, aku akan tetap menjadi sasaran cambukmu
Ketika mati, aku adalah darah yang mengalir di nadimu"

Cinta sejati hanya dapat ditempuh oleh mereka yang siap untuk melupakan diri sendiri. Demi cinta,kesetiaan harus dibayar dengan pengorbanan. Demikian ia menuntun pencapaian menuju sebuah cinta yang sejati.

"jika kesetiaan itu harus tetap tersembunyi dariku selamanya.
Maka biarkan cintaku menjadi pelindung rahasiaku.
Biarkan kesengsaraan yang dibawa oleh cinta membelai jiwaku"

Ketika semua kepalsuan demi kepalsuan terungkap, tubuh gemetar ,air mata bagai ombak laut yang menerjang dan menghempas disudut hati. Yang bisa dilakukan hanya terdiam dan mengasingkan diri. Berbagai hal coba diuraikan namun tak menemukan jawaban. Pejamkan mata coba renung kedalam hati. Kedekatan bisa membawa petaka, ketenangan hanya ada dalam kematian.

"Bilamana taman meriah oleh mawar-mawar merah
Betapa cocoknya menyandingkan dengan anggur merah delima
Aku heran untuk siapa mawar mengoyak pakaiannya?
Untuk cinta sang kekasih, kukoyak pakaianku sendiri!
Bukankah mangsa yang malang menjerit akan ketidakadilan?
Lalu mengapa meributkan halilintar?
Jika korbannya adalah aku!

Cinta adalah berkah, tapi apakah harus setetes madu menutupi racun ?
Kalau memang begitu kodratnya,untuk apa meminta lebih ?
Cinta adalah bumbu kehidupan yang menjadikan indahnya perjalanan hidup dan melengkapkan bagian" yang kurang. Mencoba ikhlas dan bertahan karna memang begitulah adanya hidup. Suka Duka akan direngkuh karna perpisahan tak selamanya yang terbaik.. Tapi jika cinta itu pergi, bayang nya akan tetap mengalir di jiwa kemudian akan terkubur bersama jasad yang telah mati. (Rava)

hilang...


Mungkin dia sedang berlari dari masalah
Atau bahkan mungkin dia memang sedang menciptakan sebuah masalah....

Namun, satu-satunya alasan yang dia tau adalah "Dia ingin didengarkan"

Dimana dia bisa menatap dengan mata berkaca-kaca,
Dimana dia bisa tertawa sepuasnya,
Dimana aku mendapati dia berdiri dihadapan ku disaat mata sedang tertutup bahkan terbuka...

Dia datang dengan semua kebetulan disaat pikiran sedang terbelenggu kemunafikan
Aku selalu ada disaat dia membutuhkannya
Selalu memandangi dia dari kejauhan disaat aku hampir melupakannya.

Aku mempercayainya...
Menitipkan kisah hidup padanya
Meski tak terpublikasi, dia menjadi bagian dari hidup ini.

Dia pergi, berlari dan bersembunyi tanpa diketahui...mungkin menghilang

Rindu Seorang Peri


Disudut sana...
Seorang peri kecil yang jatuh terdampar berusaha bangkit kembali dengan mencoba mengepakan sayap" indahnya agar bisa kembali ketempat asalnya.

"Sebilah sayapku patah..."
Dikibaskan sayap penuh debu itu,lalu berdiri, bercermin pada sebuah genangan air ditepi sungai.
"Aku ingin kembali...Tapi aku tak bisa..."

Ketakutan, kesendirian, kesepian...

Amarah sang Dewa mengutuk-ku, mencampakan aku pada dunia lain. Dunia yang aku tak mengerti bagaimana cara untuk bertahan.

"Perbaikilah sayapmu dengan menggunakan segala kepintaran yang kau temukan di dunia itu"

Berbekal peringatan Sang Dewa tersebut dan 2 buah pilihan yang cukup sulit. Bertahan atau bangkit.

"Mampukah aku bertahan dengan segala perbedaan disekelilingku ?"

Atau kah bangkit...

"Dengan memperbaiki segalanya sendiri ??? Hanya sendiri ???"
Hampir putus asa...Namun...

"Bukankah aku bagian dari mereka dan harus kembali bersama mereka ?
Dan... Ya, aku harus kembali. Karena disini bukanlah tempatku."

Hari demi hari tak putus asa memperbaiki sayap itu. Walaupun gagal, kembali mencoba lagi. Entah sampai kapan... Berusaha dan terus berusaha agar harapan menjadi kenyataan..