Apa yang tergenggam kini cuma harapan
sedang engkau masih di situ
terbuai irama mengasyikkan
dari rahang
kemunafikan
perlahan-lahan membunuhmu saat mentari
rakus membakar keazaman.
Waktu luntur di pegun jiwa
adalah angka yang berhenti memandangmu
kerana mereka telah lama menghilang
menjadi bintang menyeri malam
engkau masih terpaku di situ
di kamar pengabdian, menggigil,
memanggil-manggil nama yang enggan
menyapamu.
Hari ini, pada saat ini
kau harus bangun dengan kudratmu
pasti kau mampu menjaring matahari
atau membekukan kilau bintang
andai itu yang kau inginkan.
kemarahan dan cinta,,

Ketika dua orang sedang berada dalam situasi kemarahan,jarak antara kedua hati mereka menjadi amat jauh walau secara fisik mereka amat begitu dekat.Karena itu,untuk mencapai jarak yang lebih dekat,mereka harus berteriak.
Namun anehnya ,semakin keras mereka berteriak,semakin pula mereka menjadi marah dan dengan sendirinya jarak hati diantara keduanya pun menjadi lebih jauh lagi.”Karena itu mereka terpaksa berteriak lebih keras lagi.”
Sebaliknya,apa yang terjadi jika keduanya saling jatuh cinta?Mereka tak hanya tidak berteriak,namun ketika mereka berbicara suara yang keluar dari mulut mereka begitu halus dan kecil.Sehalus apapun,keduanya masih bisa mendengarkanya begitu jelas.
Mengapa demikian??Karena hati mereka begitu dekat,hati mereka tak berjarak.Pada akhirnya sepatah katapun mungkin sudah cukup untuk diucapkan atau sebuah pandangan mata saja amatlah cukup membuat mereka memahami apa yang ingin mereka sampaikan.
————————–*****————————–
“Ketika kita sedang dilanda kemarahan,janganlah hatimu membuat jarak.Lebih lagi hendaknya kita tidak mengucapkan kata -kata yang mendatangkan jarak diantara kita.Mungkin disaat seperti itu,tak mengucapkan kata-kata atau diam mungkin merupakan cara yang bijaksana..karena waktu akan membantu kita.”
…….susah memang,tapi berusaha adalah wajib hukumnya………….
Karena tangisan bayi

Pada suatu malam Allah pernah meberikan wahyu kepada Jibril untuk turun kesuatu negeri dan menghancurkan negeri itu. Kemudian Jibril bertanya: ”Maha suci Engkau ya Allah!dosa apakah yang telah mereka kerjakan sehingga Engkau memerintahkan kepadaku untuk menghancurkan negeri itu?” Kemudian Allah SWT menjelaskan Jibril bahwa pada malam itu dinegeri itu ada tujuh puluh ribu laki-laki yang sedang berzina dengan tujuh puluh ribu wanita.
Kemudian Jibril turun dan pergi untuk mengangkat negeri itu bersama tujuh buah kotanya. Sementara dimalam itu ada seorang ibu yang sedang memasak adonan tepung, ketika ibu itu mengaduk adonanya, tiba-tiba bayi yang tidur diatas ayunan itu bangun dan menangis menjerit.Ia nampak kerepotan, apa yang harus dikerjakanya sedangkan tanganya penuh dengan adonan,sedangkan bayinya menangis terus.Maka ia berkata kepada puteranya:
”Anakku!sesungguhnya Tuhan dengan kemuliaan-Nya adalah maha santun dan sayang”.
Dia tak akan menyiksa hamba-Nya yang maksiat dengan segera!”.
Diriwayatkan bahwa ketika wanita itu bertutur,
maka kebencian Alloh menjadi reda dan menyuruh Jibril agar meletakkan negeri tersebut.
Ternyata, bayi yang menangis waktu malam itu menjadi syafaat bagi orang-orang yang berhak mencicipi azab,padahal hal tersebut tidak mereka sadari.Dengan tangis bayi yang tak berdosa itu murka Alloh menjadi reda.
Langganan:
Postingan (Atom)